Saat menyaksikan pertandingan
sepak bola, maka terdapat sejumlah hal yang menarik yang perlu dicermati.
Pertama tentunya adalah dalam hal penentuan strategi formasi yang tepat.
Walaupun tidak terdapat banyak pemain “bintang”, namun pemain tiap posisi yang ditugaskan
bekerja maksimal sehingga menciptakan keseimbangan antara menyerang dan
bertahan. Yang kedua, adalah cara para pemain menerapkan stategi dari pelatih.
Terlihat bagaimana mereka melakukannya seirama, dengan saling mengetahui tugas
pokok masing-masing dengan selaras. Tanpa adanya keselarasan, tidak peduli
seberapa maksimal tenaga yang dikeluarkan, permainan akan mudah dikuasai lawan.
Ketiga, adalah adanya sosok kapten yang berada di dalam lapangan sebagai motivator.
Arahan kapten itulah yang akan menjadi motor bagi para pemain untuk memainkan
sepakbola seirama. Irama itu juga berperan untuk memberikan semangat kepada
para pemain untuk terus mengeluarkan upaya terbaiknya, baik menyerang dan
bertahan.
Banyak organisasi yang antar
unitnya dapat dikategorikan tidak terkoordinasi dengan baik. Ada unit yang dipenuhi oleh
pegawai-pegawai pintar, terlatih, dan menjadi ujung tombak pelaksana yang
berpendidikan tinggi, namun diantara mereka tidak menghasilkan kinerja yang
baik. Masing-masing unit (atau bahkan para pegawai dalam di satu unit) bekerja
sendiri-sendiri sehingga kinerja organisasi tidak berjalan sesuai dengan
perencanaan strategis organisasi. Seiring Negara ”berbaik hati” dengan
memberlakukan Remunerasi (Tunjangan Kinerja) bagi PNS, masihkah perlu
dipertahankan pegawai tersebut? Bagaimana kemudian sistem merespon!
Mengapa hal di atas dapat
terjadi? Banyak penjelasan untuk mencari faktor-faktor penyebabnya, salah
satunya adalah mengenai aligning
(penyelarasan) yang tidak berjalan dalam organisasi. Pentingnya aligning dalam organisasi adalah untuk
menyamakan persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai organisasi dan
menghilangkan berbagai pengaruh yang menghambat pencapaian visi organisasi. Aligning merupakan proses penting agar
organisasi efektif dan efesien. Aligning
merupakan bagian penting dalam implementasi perencanaan strategis. Sebab
perencanaan strategis memerlukan implementasi yang konsisten, antara lain
dengan melaksanakan aligning process
(proses penyelarasan) secara benar guna menciptakan organisasi pembelajar.
Gambaran tim sepak bola di atas
mencerminkan bagaimana menciptakan sinergi di dalam organisasi. Dengan adanya
sinergi, secara bersama-sama tim akan memperoleh hasil yang optimal, terutama
di dalam proses implementasi strategi. Tantangan yang umumnya dihadapi adalah
membangun kesatuan fokus dari semua unit kepada strategi organisasi. Unit di
dalam organisasi diibaratkan sebagai para pemain sepakbola. Setiap unit tentunya masing-masing diharapkan
untuk menghasilkan kinerja yang optimal. Namun yang jauh lebih penting adalah
bagaimana agar hasil kerja dari seluruh satuan kerja dapat memberikan hasil
yang juga optimal pada tataran organisasi.
Menciptakan kolaborasi antar unit
kerja merupakan peran yang perlu dimainkan oleh jajaran eksekutif organisasi
sebagai “Pelatih Sepakbola”. Tim eksekutif secara bersama-sama perlu menegaskan
arah strategis yang ingin dijalani oleh organisasinya (seperti irama yang
selaras). Mereka juga yang memberikan
semangat motivasi bagi seluruh elemen organisasi dalam menjalani rute strategis
tersebut.
Secara teknis, proses untuk
menciptakan keselarasan strategis pada suatu organisasi dimulai dari top management. Perlu terdapat suatu mutual understanding di antara pihak
pengambil keputusan tentang tujuan dan sasaran strategis yang ingin dicapai.
Mereka pun perlu sepakat tentang cara mengukur pencapaian sasaran strategis
tersebut. Kesepahaman ini penting karena inilah dasar rujukan bagi seluruh unit
organisasi untuk menunjukan kontribusi mereka terhadap pencapaian sasaran
tersebut.
Kewenangan yang desentralisasi
membuat organisasi melakukan sinergi ditiap-tiap unit, tetapi bila sistem
“tidak” bekerja, sinergi menjadi terpisah-pisah dan cenderung tidak
terkoordinasi antar unit. Hal tersebut dikarenakan organisasi tidak
memperlakukan penyelarasan sebagai sebuah proses manajemen. Ketika tidak
seorangpun merasa bertanggung jawab untuk penyelarasan dalam organisasi, maka
kesempatan untuk menciptakan value
melalui sinergi akan hilang. Oleh sebab itu keselarasan harus diperlakukan
sebagai sesuatu yang istimewa, antara lain pimpinan harus menjadi orang yang
paling bertanggung jawab untuk menjamin terlaksananya penyelarasan dalam
organisasi. Adapun proses penyelarasan (dihimpun dari berbagai sumber dan
disesuaikan konsep organisasi pemerintahan) terdiri dari antara lain ;
1. Enterprise value proposition, yaitu organisasi merumuskan garis
besar operasional impelementasi strategi
untuk mempengaruhi dari level bawah sampai level atas organisasi.
2. Board and shareholder alignment,
yaitu pimpinan mereview, menyetujui, dan memonitor strategi organisasi.
3. Corporate office to corporate
support unit, yaitu strategi organisasi diwujudkan kedalam kebijakan organisasi
yang akan diadministrasikan oleh unit-unit dalam organisasi
4. Corporate office to business
unit, yaitu prioritas organisasi disosialisasikan ke semua elemen dalam
organisasi
5. Business unit to support unit,
yaitu prioritas strategi bisnis dari elemen- elemen dalam organisasi
disosialisaikan ke elemen fungsional
6. Business unit to customer, yaitu
organisasi diwujudkan harapan konsumen
dan meminta umpan balik dari mereka. Konsumen bisa diartikan antar-unit dalam
organisasi
7. Business support unit to
suppliers and other external partners, yaitu organisasi mewujudkan semua kepentingan
pihak di luar organisasi seperti, stakeholder
organisasi.
8. Corporate support, yaitu
organisasi pusat dan unit dibawahnya mendukung strategi organisasi
Ketika organisasi mencari
kandidat yang tepat untuk suatu posisi, sering yang diutamakan adalah capabilities alignment atau penyelarasan
kapabilitas, latar belakang pendidikan dan pengalaman, untuk memastikan yang
bersangkutan bisa menjadi the right
person at the right place. Ketika pimpinan ditanya kenapa seorang pegawai
adalah kandidat yang tepat untuk posisi ini? Tentunya dikarenakan latar
belakang kapabilitas berupa pengalaman dan pendidikan formal yang menurutnya
dibutuhkan untuk sukses pada posisi itu, dengan kata lain: ia orang yang mampu.
Benarkah? Pimpinan perlu melihat “why” seorang pegawai cocok untuk suatu
posisi. Apa core value yang
dibutuhkan organisasi dan apakah kandidat memilikinya? Keselarasan nilai antara
organisasi dan kandidat pegawai sangat dibutuhkan, sehingga mutlak dijadikan
sebagai prasyarat, sebelum dilanjutkan dengan melihat keselarasan kemampuan.
Kegiatan berikutnya adalah
membentuk sinergi strategi dan kinerja melalui apa yang disebut dengan proses
penyelarasan vertikal (vertical alignment)
dan penyelarasan mendatar (horizontal
alignment). Pada aras penyelarasan vertikal, unit-unit kerja akan
mengidentifikasi aspek kinerja strategis manakah pada level organisasi yang
relevan bagi mereka. Selanjutnya unit kerja terkait memformulasi sasaran
kinerja di level unit yang dibutuhkan untuk memberi kontribusi terhadap pencapaian sasaran strategis
organisasi.
Penyelarasan mendatar
mencerminkan kerjasama antar unit kerja. Pada area ini, suatu unit kerja akan
mendemonstrasikan bagaimana mereka dapat berkontribusi terhadap peningkatan
kinerja unit yang lain (sebagai pelanggan internal) sehingga unit “pelanggan”
ini mampu memberikan pengaruh strategis secara vertikal kepada organisasi.
Proses penyelarasan mendatar umumnya akan dilakukan oleh unit-unit kerja yang
bersifat pendukung, semisal Sub Bagian pada Tata Usaha atau unit-unit di bawah
Sekertaris Utama. Secara teknis, unit kerja pendukung akan membangun sasaran
kinerja di level unit yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan internal. Jika hal
ini dilakukan dengan tepat, maka mereka juga telah menunjukkan bagaimana mereka
berkontribusi secara tidak langsung terhadap pencapaian sasaran kinerja
organisasi. Jika seluruh upaya penyelarasan kinerja strategis ini dilakukan
dengan seksama, sungguh-sungguh dan konsisten maka menghasilkan “working together is success”.
Indikator kinerja organisasi pada
saat ini sangat tergantung pada kemampuan organisasi tersebut untuk belajar dan
merespon perubahan-perubahan yang terjadi dengan cepat. Pimpinan puncak adalah
orang yang mampu secara efektif menggunakan kebijaksanaan, mengelola organisasi
dengan berbasis ilmu pengetahuan, dan melakukan perubahan-perubahan yang
diperlukan. Disinilah letak pentingnya organisasi pembelajar. Organisasi
pembelajar adalah pengembangan kapasitas organisasi untuk terus belajar,
beradaptasi dan berubah. Pegawai yang baik adalah yang menempatkan kepentingan
negara (odalam wujud tupoksi organisasi) di atas kepentingan keluarga atau
bahkan diri sendiri. Sementara organisasi yang baik adalah yang bermanfaat bagi
negara dan masyarakat, diwujudkan dengan penganggaran sesuai perencanaan,
penganggaran yang tepat sasaran, dan penganggaran yang dapat menghasilkan output
dan outcome.
Bagi pembaca yang memahami konsep keselarasan, baik lulusan teknik atau sosial, dan jika terdapat formasi, silahkan mendaftar sebagai CPNS LIPI 2013 guna membangun negara yang dari sudut pandang manapun, Kredibel dan Akuntabel. Link CPNS LIPI 2013
[Eko Prio Wibowo – dari berbagai sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar